Berbicara tentang tokoh inspirasi, sebetulnya saya memiliki banyak tokoh inspirasi. Tetapi salah satu tokoh inspirasi yang saat ini sangat menginspirasikan saya adalah Andrea Hirata. Andrea Hirata adalah seorang penulis novel Indonesia yang berasal dari pulau bangka belitong. Dia adalah penulis yang sangat berbakat. Novel tetralogi pertamanya adalah karya yang sangat luar biasa. Bagi saya, novel tetraloginya ( Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor, dan Maryamah Karpov ) tanpa disadari telah menginspiratif hidup saya.
Laskar Pelangi ( LP ) dan Sang Pemimpi ( SP ) adalah novel favorit saya. Dari situlah saya seolah menemukan semangat baru dalam hidup. Saya membaca novel Laskar Pelangi 3 bulan sebelum UN ( Ujian Nasional ) SMP berlangsung. Saat membacanya, saya mendapatkan banyak pelajaran, pemikiran, dan juga semangat baru. Dan inilah beberapa pengalaman saya.
“ Keterbatasan bukanlah alasan “ adalah sebuah kalimat singkat namun sangat bermakna. Saat SMP saya bersekolah di salah satu sekolah negeri pinggiran di Jakarta. Awalnya saya malu saat bersekolah disitu, karena SMP saya jauh berbeda dengan sekolah saya yang sebelumnya. Tetapi dari situlah saya menemukan suatu kehidupan yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saat SD, saya terbiasa berteman dengan orang-orang dari kalangan menengah keatas yang tidak pernah mengenal arti dari sebuah tetesan keringat. Namun, di SMP ini tanpa disadari saya mulai belajar mengenal kehidupan baru. Berteman dengan orang-orang dari kalangan menengah-kebawah. Melihat dan memasuki kehidupan mereka yang jauh dari apa yang saya bayangkan. Mengenal arti keluarga, persahabatan dan pengorbanan. Saya pernah berfikir bahwa saya tidak mungkin mendapatkan SMA favorit kelak. Dilihat dari kualitas sekolah dan murid-murid yang ada didalamnya, SMA favorit terasa semakin jauh dari benak saya. Tetapi setelah membaca novel LP, saya mengakui bahwa pemikiran tentang hal itu salah. Karena tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki keinginan yang kuat. Terbukti, saat ini saya berhasil masuk ke salah satu SMA favorit di Jakarta dan mengalahkan teman-teman saya yang belajar di sekolah standar nasional. Keterbatasan bukanlah alasan untuk kita berhenti memiliki sebuah cita-cita. Justru sebaliknya, keterbatasan seharusnya dijadikan sebuah acuan untuk menggapai cita-cita.
” jangan takut bermimpi, karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu ”
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah suka menulis. Dari mulai menulis puisi, buku harian, hingga menulis cerpen. Beberapa puisi saya pernah di muat disalah satu harian pagi nasional dan majalah anak. Saya juga pernah di interview oleh salah satu harian nasional rubrik anak untuk pengalaman dalam menulis buku harian. Sejak saat itu saya semakin giat untuk menulis hal-hal lain. Suatu waktu, saya menemukan titik kejenuhan dalam menulis. Saya merasa bahwa tulisan saya tidak berkembang. Saya pun mulai jarang menulis lagi. Malas, satu kata yang selalu menyelimuti pikiran saya ketika ingin mulai menulis lagi. Mimpi menjadi seorang penulis yang mampu menginspiratif orang-orang disekitarnya lenyap begitu saja. Mimpi itu terasa terlalu tinggi untuk saya. Tetapi lewat Andrea, mimpi itu kembali. Jangan pernah takut untuk bermimpi. karena itu barulah gagasan dan rencana. Dan itu pula adalah langkah awal. Jika awal melangkah saja sudah sulit bermimpi, maka bisa dipastikan bahwa langkah berikutnya juga akan sulit. Maka beranilah dalam bermimpi. Dan jadilah pemimpi yang pintar dan selalu bergerak dalam mewujudkan mimpinya.
Teriakkan pada dirimu: ” aku ingin semua keberanian yang telah menguap selama ini kembali lagi padaku. I want it all! I want it now!! ”
Ada suatu masa dimana seseorang mengalami masa surut. Putus asa, menyerah, dan berpasrah pada takdir. Saya pikir itu adalah suatu proses dalam hidup. Karena, hidup itu berputar. Ada masa dimana kita berada di atas dan ada masa dimana kita berada di bawah. Begitu pula yang terjadi pada saya. Saya tidak pernah menyangka bahwa kejadian yang sudah saya lupakan kemudian terulang kembali. Sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Dan novel sang pemimpi adalah jawabannya. Dari situ saya mengambil kesimpulan bahwa ketika kita mengalami suatu masalah maka hal pertama yang harus kita miliki adalah keberanian, kemudian dari keberanian itu kita dapat berfikir apa penyelesaian terbaik dari suatu masalah tersebut.
“ hidup hanya sekali, maka biarkanlah ia berarti “ dari kalimat ini, saya belajar dari Andrea bagaimana kita harus bisa lebih bersyukur, harus lebih bisa menghargai hidup, menghormati kedua orangtua yang sudah bersusah payah membiayai dan mendidik kita untuk bisa menjadi orang yang berguna terutama bagi orang-orang disekitarnya. Jangan pernah melewatkan kesempatan sekecil apapun, karena kesempatan adalah bagian dari perjalanan panjang menuju sebuah kesuksesan dan pergunakanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar